![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihECLv_LEonKJEMEmbBih6mql4wX5VDvcTCRiJgbNuRKQUz1QXYl1Kzjc-_OV60a4bH8TBy8B9CM1ugNTHcawhJqhWlnzi76eJ_lsiozwuDKGR2VE-OVVAI-ha2IMC0AKOLVMTIOJCCjw/s200/Logo+MTs+AK+Baru+6+copy.png)
KONSELOR ADALAH SAHABAT SISWA
1. Pengetahuan Mengenai Diri Sendiri (Self-knowledge)
Disini berarti bahwa
konselor memahami dirinya dengan baik, dia memahami secara nyata apa yang dia
lakukan, mengapa dia melakukan itu, dan masalah apa yang harus dia selesaikan.
Pemahaman ini sangat penting bagi konselor, karena beberapa alasan sebagai
berikut.
a. Konselor yang memilki
persepsi yang akurat akan dirinya maka dia juga akan memilki persepsi yang kuat
terhadap orang lain.
b. Konselor yang terampil memahami
dirinya maka ia juga akan memahami orang lain.
2. Kompetensi (Competence)
Kompetensi dalam
karakteristik ini memiliki makna sebagai kualitas fisik, intelektual,
emosional, sosial, dan moral yang harus dimiliki konselor untuk membantu klien.
kompetensi sangatlah penting, sebab klien yang dikonseling akan belajar dan
mengembangkan kompetensi-kompetensi yang diperlukan untuk mencapai kehidupan
yang efektif dan bahagia. Adapun kompetensi dasar yang seyogianya dimilki oleh
seorang konselor, yang antara lain :
a.
Penguasaan wawasan dan landasan pendidikan
b.
Penguasaan konsep bimbingan dan konseling
c.
Penguasaan kemampuan assesmen
d.
Penguasaan kemampuan mengembangkan progaram bimbingan dan
konseling
e. Penguasaan kemampuan melaksanakan berbagai strategi layanan
bimbingan dan konseling
f.
Penguasaan kemampuan mengembangkan proses kelompok
g.
Penguasaan kesadaran etik profesional dan pengembangan profesi
h.
Penguasaan pemahaman konteks budaya, agama dan setting kebutuhan
khusus
3. Kesehatan Psikologis yang Baik
Seorang konselor dituntut
untuk dapat menjadi model dari suatu kondisi kesehatan psikologis yang baik
bagi kliennya, yang mana hal ini memiliki pengertian akan ketentuan dari
konselor dimana konselor harus lebih sehat kondisi psikisnya daripada klien.
Kesehatan psikolpgis konselor yang baik sangat penting dan berguna bagi
hubungan konseling. Karena apabila konselor kurang sahat psikisnya, maka ia
akan teracuni oleh kebutuhan-kebutuhan sendiri, persepsi yang subjektif,
nilai-nilai keliru, dan kebingungan.
4. Dapat Dipercaya (trustworthness)
Konselor yang dipercaya
dalam menjalankan tugasnya memiliki kecenderungan memilki kualitas sikap dan
prilaku sebagai berikut:
a. Memilki pribadi yang
konsisten
b. Dapat dipercaya oleh
orang lain, baik ucapannya maupun perbuatannya.
c. Tidak pernah membuat orang
lain kesal atau kecewa.
d. Bertanggung jawab, mampu
merespon orang lain secara utuh, tidak ingkar janji dan mau membantu secara
penuh.
5. Kejujuran (honest)
Yang dimaksud dengan
Kejujuran disini memiliki pengertian bahwa seorang konselor itu diharuskan memiliki
sifat yang terbuka, otentik, dan sejati dalam pembarian layanannya kepada
konseli. Jujur disini dalam pengertian memiliki kongruensi atau kesesuaian
dalam kualitas diri actual (real-self) dengan penilain orang lain terhadap
dirinya (public self). Sikap jujur ini penting dikarnakan:
a. Sikap keterbukaan
konselor dan klien memungkinkan hubungan psikologis yang dekat satu sama lain
dalam kegiatan konseling.
b. Kejujuran memungkinkan
konselor dapat memberikan umpan balik secara objektif terhadap klien.
6. Kekuatan atau Daya (strength)
Kekuatan atau kemampuan
konselor sangat penting dalam konseling, sebab dengan hal itu klien merasa
aman. Klien memandang seorang konselor sebagi orang yang, tabaha dalam
menghadapi masalah, dapat mendorong klien dalam mengatasi masalahnya, dan dapat
menanggulangi kebutuhan dan masalah pribadi. Konselor yang memilki kekuatan
venderung menampilkan kualitas sikap dan prilaku berikut.
a. Dapat membuat batas
waktu yang pantas dalam konseling
b. Bersifat fleksibel
c. Memilki identitas diri
yang jelas
7.
Kehangatan (Warmth)
Yang dimaksud dengan
bersikap hangat itu adalah ramah, penuh perhatian, dan memberikan kasih sayang.
Klien yang datang meminta bantuan konselor, pada umumnya yang kurang memilki
kehangatan dalam hidupnya, sehingga ia kehilangan kemampuan untuk bersikap
ramah, memberikanperhatian, dan kasih sayang. Melalui konseling klien ingin
mendapatkan rasa hangat tersebut dan melakukan Sharing dengan konseling. Bila
hal itu diperoleh maka klien dapat mengalami perasaan yang nyaman.
8.
Pendengar yang Aktif (Active responsiveness)
Konselor secara dinamis
telibat dengan seluruh proses konseling. Konselor yang memiliki kualitas ini
akan: (a) mampu berhubungan dengan orang-orang yang bukan dari kalangannya
sendiri saja, dan mampu berbagi ide-ide, perasaan, (b) membantu klien dalam
konseling dengan cara-cara yang bersifat membantu, (c) memperlakukan klien
dengan cara-cara yang dapat menimbulkan respon yang bermakna, (d) berkeinginan
untuk berbagi tanggung jawab secara seimbang dengan klien dalam konseling.
9.
Kesabaran
Melaui kesabaran
konselor dalam proses konseling dapat membantu klien untuk mengembangkan
dirinya secara alami. Sikap sabar konselor menunjukan lebih memperhatikan diri
klien daripada hasilnya. Konselor yang sabar cenderung menampilkan sikap dan prilaku
yang tidak tergesa-gesa.
10.
Kepekaan (Sensitivity)
Kepekaan mempunyai makna
bahwa konselor sadar akan kehalusan dinamika yang timbul dalam diri klien dan
konselor sendiri. Kepekaan diri konselor sangat penting dalam konseling karena
hal ini akan memberikan rasa aman bagi klien dan klien akan lebih percaya diri
apabila berkonsultasi dengan konselor yang memiliki kepekaan.
11.
Kesadaran Holistik
Pendekatan holistik
dalam bidang konseling berarti bahwa konselor memahami secara utuh dan tidak
mendekatinya secara serpihan. Namun begitu bukan berarti bahwa konselor seorang
yang ahli dalam berbagai hal, disini menunjukan bahwa konselor perlu memahami
adanya berbagai dimensi yang menimbulkan masalah klien, dan memahami bagaimana
dimensi yang satu memberi pengaruh terhadap dimensi yang lainnya.
Dimensi-dimensi itu meliputi aspek, fisik, intelektual, emosi, sosial, seksual,
dan moral-spiritual. Konselor yang memiliki kesdaran holistik cenderung
menampilkan karakteristik sebagai berikut.
a. Menyadari secara akurat
tentang dimensi-dimensi kepribadian yang kompleks.
b. Menemukan cara
memberikan konsultasi yang tepat dan mempertimbangkan perlunya referal.
c. Akrab dan terbuka
terhadap berbagai teori.
0 comments:
Post a Comment